Ahad, 29 September 2013

AKU SEMAKIN LESU

AKU SEMAKIN LESU

Sayang sekali aku diciptakan tidak mempunyai jantung dan nadi. Seandainya aku dianugerahkan jantung dan nadi , pasti kalian akan dapat mendengar betapa jantung dan nadiku semakin lesu berdegup dan lemah berdenyut. Setiap degupan jantung dan setiap denyutan nadi yang memberi pengertian besar bagi setiap hidupan. Aku bukan dalam kalangan hidupan barangkali meskipun aku diciptakan menjadi sumber kehidupan, maka kelesuan aku tidak kalian pedulikan.

Satu ketika, sebelum kalian singgah di sini, dunia aku sungguh meriah sekali. Aku ialah jantung dan aku ialah nadi yang diciptakan Tuhan untuk memeriahkan kehidupan di sini. Aku yang bersih jernih turun dari bukit tinggi yang dilingkungi hidupan hijau nan rimbun bukan sekadar menjadi tempat mainan fauna atau menjadi santaian flora bahkan pada setiap ruang dadaku adalah sumber rezeki. Tidak ada yang akan berasa lapar dan tidak akan ada yang kehausan. Itulah ketetapan Tuhan dan menjadi ayat-ayat dan menjadi tanda-tanda agar kalian merenung dan berfikir.

Namun , kalian menganggap aku bukan jantung dan aku bukan nadi dalam kehidupan kamu. Sememangnya aku tidak berjantung dan tidak bernadi, maka dengan sesenteng itu kalian menganggap aku ini mati. Di sini kalian singgah, lalu atas nama untuk mengangkat martabat ilmu, kalian meratah hampir seluruh kehidupanku. Kalian telanjangkan aku sehingga tidak ada hidupan yang sudi bermain di sini. Aku sudah berkeladak dan berbau hanyir. Aku tidak lagi menjadi sumber rezeki kerana aku semakin landai dan lesu. Malah secara perlahan-lahan aku sudah semakin lenyap dan bakal mati. Malah namaku bakal terpadam daripada terpahat dalam kamus ilmu yang kalian jinjing dan kalian junjung setiap hari.

Aku kerap menjadi bingung dan keliru melihat kalian menangguk ilmu di halamanku tetapi kalian tidak mengacuankannya dalam bentuk budi. Kalian tidak berlaku santun terhadap aku apatah lagi untuk menabur budi atasku justeru di sebalik kalian mahu membangunkan ilmu kalian sebenarnya telah meranapkan aku.

Lalu aku tertanya-tanya,

“Untuk apakah ilmu itu kalian tangguk dan ke manakah budi itu hendak kalian taburkan?”

Hakikatnya, aku semakin terus mengalir lesu dan semakin mati!.

sh. umamah sy. abdullah al-edrus
29hb. September 2013
00:24



Tiada ulasan:

Catat Ulasan